 |
| Foto ilustrasi : tentang Reuni. |
KOTA BIMA, TUPA NEWS.- Sejumlah Kepala Sekolah (Kepsek) hasil Cakep Tahun 2018 - 2019 di Kota Bima mempertanyakan uang yang dikumpulkan mereka kepada oknum yang tidak bertanggung jawab, sudah kemana,?. Saat itu (Sekitar Tahun 2019 lalu) mereka (Calon Kepala Sekolah) atau cakep setelah menerima sertivikat Cakep ada yang punya inisiatif untuk gelar acara reunian dengan mengumpulkan uang Rp. 200 ribu hingga Rp. 300 ribu setiap orangnya, yakni bagi mereka (cakep) yang sudah dilantik menjadi Kepala Sekolah.
Ternyata uang itu benar adanya sudah terkumpul dan acara reuni tersebut akan dilaksanakan di salah satu tempat, namun hingga Tahun 2022 ini, belum digelar juga. Wartawan ini-pun berhasil mewawancarai beberapa Kepsek, untuk mencek kebenaran isu tersebut.
Mereka yang berhasil diwawancarai Tupa News yaitu kepsek masing-masing berinisial MS, SR, IS dan DN. Pada hari pertama, Kamis (01/09/2022) pagi, MS membenarkan informasi tersebut. "Uang yang dikumpulkan dari Kepsek sekolah dasar senilai Rp. 200 ribu, sedangkan dari Kepsek sekolah menengah senilai Rp. 300 ribu," ujar MS saat ditemui disekolahnya.
MS juga membenarkan pengumpulan uang yang dilakukan seorang oknum kepsek tersebut sejak dirinya di lantik menjadi kepsek. Cuman yang bikin heran saya, kok acara reuninya belum juga dilaksanakan hingga Tahun 2022 ini. "Katanya si oknum yang mengaku diri penagih uang kebersamaan dari kami (kepsek) itu, tunggu dulu waktu kepala daerah yang masih ke luar daerah. Kok lama amat ya kepala daerahnya pergi ke luar daerah dan hingga ini belum juga kembali ke Kota Bima ya," sentilnya sambil bergurau.
Ditempat terpisah SR dan IS yang dimintai komentarnya via telepon juga membenarkan hal tersebut, cuman keduanya (SR dan IS, red) ini tidak pernah menyetor uang Rp. 200 ribu hingga Rp. 300 ribu kepada oknum kepsek dimaksud. Pasalnya, menurut mereka berdua itu, acara reuni bukan acara resmi sekolahnya maupun acara resmi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bima. "Syukur saya tidak menyerahkan uang tersebut,", ungkap SR Sabtu (13/09/2022) .
Beda dengan IS, kata IS via telepon selulernya itu, bahwa dirinya sempat ikut rapat dengan sejumlah kasek angkatan cakep 2018-2019 tersebut. Cuman rapat yang di gelar di salah satu SMP di Kecamatan Mpunda itu batal. "Saya kira acara reuninya tidak jadi, makanya saya juga tidak menyetorkan uang seperti yang disebutkan diatas. Pada prinsipnya saya tidak termaksud korban ya," kata IS sambil menutup telponnya
Nah, ternyata DN berbeda terkait penyampaian kumpulan uang kebersamaan itu. Jelas DN, uang yang dikumpulkan oleh kepsek baik sekolah dasar dan sekolah menengah sama-sama Rp. 300 ribu dan ditambah lagi Rp. 150 ribu untuk pengadaan seragam (baju). "Jatah saya sudah dibayar lunas kepada oknum kepsek itu, tapi sampai hari ini belum menerima seragam senilai Rp. 150 ribu itu, apalagi puncak acara reuninya belum ada kabarnya," beber DN.
DN menjelaskan, bahwa pengumpulan uang Rp. 300 ribu itu untuk biaya konsumsi (makan dan minum), tapi hanya berlaku bagi kepsek saja, sedangkan guru cakep dan belum dilantik menjadi kepsek tidak dimintai uang kebersamaan dimaksud. "Saya pribadi si tidak mempertanyakan reuni yang batal itu, agar uangnya dikembalikan. Tapi hal ini sangat mencoreng nama dunia pendidikan, apalagi dia seorang kepsek yang seharusnya menjunjung tinggi jabatannya. Parahnya lagi, setiap aksinya oknum ini selalu membawa-bawa nama kepala daerah, masa si kepala daerah harus hadiri pada acara reuni cakep itu, terang DN Selasa (06/09/2022) siang.
Dari catatan redaksi ini, cakep Tahun 2019 yang menduduki jabatan kepsek di Kota Bima, hampir seluruhnya, seperti di jenjang sekolah menengah hanya 5 sekolah saja yang bukan dari hasil Cakep 2019. Begitupun di jenjang sekolah dasar, puluhan orang kepsek dari angkatan cakep dimaksud. Jadi kalau benar terkumpul semua uang kebersamaan dari seluruh kepsek dimaksud, maka angkanya lumayan besar. Wallahualam Bissawab. (TN - 01)
