![]() |
Kadis Dikbud Supratman saat menerima cinderamata dari Mami Retno. |
![]() |
Kasi PTK Saptijal dan Kasi Sarpras Zulkarnain saat menerima cinderamata dari Mami Retno. |
KOTA BIMA, TUPA NEWS.- Pelaksanaan IHT (In House Training) di AMAZY Arta Bima Mall (ABM) Lantai 3 yang dilaksanakan PAUD / TK Kusuma Bangsa Sabtu (02/07/2022), dengan "Tema" kesiapan Kota Bima untuk menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dalam Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Program Sekolah Penggerak Angkatan II.
IHT Program Sekolah Penggerak (PSP) adalah salah satu program sekolah penggerak yang akan dilaksanakan pasca melakukan atau mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek RI melalui lembaga diklat yang ditunjuk untuk meningkatkan dan membekali kompetensi tiap sekolah serta kesiapan para lembaga dalam menyambut Merdeka Belajar bagi Kepala Sekolah dan guru di sekolah masing-masing dan sasaran PSP dalam rangka mewujudkan upaya pengembangan hasil belajar peserta didik secara holistik di sekolah, In House Training ini dilaksanakan sebagai implementasi kegiatan Komite Pembelajaran Sekolah Penggerak yang ada dengan menggandeng tiga Guru Penggerak (GP) tingkat Taman Kanak-kanak yang telah usai melaksanakan kegiatannya.
Mengingat pentingnya pelaksanaan pelatihan tersebut terhadap penyamaan persepsi dan peningkatan pemahaman seluruh guru dan tenaga kependidikan di Kota Bima dan Kusuma Bangsa selaku pelaksana PSP, maka Direktorat Pendidikan profesi dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan perlu mengadakan IHT kepada para guru dan tenaga kependidikan yang belum mengikuti Diklat. "Karena berbagi itu indah sebelum melaksanakan IHT ini kepala sekolah Kusuma Bangsa selalu proaktif terhadap Dinas Pendidikan setempat agar pelaksanaan IHT dapat berjalan lancar,".
Refleksi kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran baru 2022/2023 satuan pendidikan akan mulai melakukan implementasi Kurikulum Merdeka. Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mencerminkan kesiapan satuan pendidikan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
Untuk membantu melakukan refleksi kesiapan satuan pendidikan, Kemendikbudristek menyediakan instrumen refleksi yang dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk memilih apakah tetap menerapkan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kategori jalur implementasi ketika mendaftar, atau melakukan perubahan kategori jalur implementasi Kurikulum Merdeka.
Instrumen refleksi hanya dapat diisi oleh kepala sekolah yang telah mendaftar implementasi Kurikulum Merdeka. Data hasil refleksi tidak digunakan untuk menilai kinerja satuan pendidikan, kepala satuan pendidikan, pengawas, maupun dinas pendidikan.
Pengisian instrumen refleksi dan perubahan kategori implementasi Kurikulum Merdeka dilaksanakan pada 29 Juni 2022 dan ditutup pada 5 Juli 2022.
Dalam sambutannnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bima Drs. Supratman, M. Ap mengatakan, penerapan IKM ini yang diperkirakan akan menutupi ketinggalan pembelajaran selama Covid-19, jadi Kurikulum-13 dan Kurikulum Darurat sudah di implementasikan dalam Kurikulum Merdeka. "Insya Allah kurikulum ini tidak ada perubahan hanya penambahan saja yakni profil pelajar Pancasila, karena dalam kurikulum merdeka ini ada tiga hal (mandiri belajar, mandiri berubah dan mandiri berbagi). Sementara untuk mandiri berbagi berlaku untuk sekolah penggerak," ujarnya.
Kata Kadis Dikbud Supratman, sebelumnya Kepala SD dan SMP se Kota Bima juga sudah diadakan Rapat Koordinasi (Rakor) terkait plafon belajar. Kurikulum ini adalah kemerdekaan bagi guru dan bagi murid-muridnya karena dalam pembelajaran itu harus merdeka. Jadi Kurikulum Merdeka ini ada 3 tiga keunggulannya juga yakni :
- Fokus pada materi esensial agar ada pendalaman dan pengembangan kompetensi yang lebih bermakna dan menyenangkan,
- Kemerdekaan guru mengajar sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan pelajar dan wewenang sekolah mengembangkan dan mengelola kurikulum, dan
- Pembelajaran melalui kegiatan projek untuk pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila melalui eksplorasi isu-isu aktual.
Pengembangan kompetensi, sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah; (1) Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila, (2) Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi, serta (3) Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. "Sehingga proses pembelajaran di kurikulum Merdeka ini lebih mudah dan lebih menyenangkan, selain itu tujuan utama kurikulum ini yakni diterapkan sesuai bakat dan minatnya," ujar Supratman, sambil mengajak para peserta IHT dari berbagai lembaga PAUD/TK se Kecamatan RasanaE Barat agar memanfaatkan program yang dibuat oleh Pemerintah melalui dinas terkait, seperti Program Sekolah Penggerak (PSP), Calon Guru Penggerak (CGP) dan Kurikulum Merdeka ini.
Usai pembukaan acara IHT yang digelar Yayasan Pendidikan Multikultural PAUD/TK Kusuma Bangsa, yakni Kepala PAUD/TK Kusuma Bangsa Retno Utami, S.E,S.Pd.M.Pd Kons menyerahkan cindera mata kepada Kepala Dinas Supratman dan Kasi PTK Bidang PNFI Saprijal, SE serta Kasi Sapras Bidang PNFI Zulkarnain, S. Pd.
Dalam pengantar singkatnya, pimpinan Lembaga Kusuma Bangsa Mami Retno Utami menyampaikan terima kasih kepada Guru Penggerak, Kepala sekolah wilayah RasanaE Barat yang bukan dari sekolah penggerak namun mau belajar tentang perubahan. "Terima kasih Sudah meringankan langkahnya untuk memenuhi undangan TK Kusuma dalam melaksanakan IHT di tempat ini. Kegiatan ini juga dilaksanakan dengan menggunakan anggaran yang sudah diprogramkan di Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) Biaya Operasional Sekolah (BOS) serta tambahan dana dari Lembaga," ujar Mami Retno.
Lanjutnya, mengingat pentingnya kegiatan ini maka pihaknya mengundang beberapa rekan guru dan kepala sekolah yang mau melaksanakan perubahan serta belajar apa dan bagaimana kurikulum merdeka belajar. "Segala maaf kepada semuanya jika kegiatan ini ada yang membuat bapak/ibu undangan tidak berkenan, mengingat tidak ada seorang manusiapun di muka bumi ini yang sempurna. Kiranya kegiatan yang singkat dan padat ini boleh menjadi manfaat bagi kita semuanya," tutup Mami Retno Utami.
IHT tersebut di ikuti oleh berbagai TK se Kecamatan RasanaE Barat, seperti TK Negeri 07 Pane, TK Aisyiyah 2, TK Asmaul Husna, TK Amal PGRI, TK Al - Mahasin. Juga di dampingi Pengawas TK Habiyah, S. Pd, Siti Rahmah, S. Pd.I dan Fatimah, S. Pd. (TN - 01/Adv.)